Bullying

Salam Olahraga, Semangat Pagi!!!

Aksi bullying atau perundungan di lingkungan sekolah oleh sesama siswa sedang marak belakangan ini.

Tindakan kekerasan ini terpublikasi setelah video-videonya viral di media sosial.

Ada korban perundungan yang tak melakukan perlawanan saat mendapatkan tindakan kekerasan dari temannya.

Ada pelaku bullying yang tersenyum bahkan tertawa setelah menyakiti temannya.

Apa itu bullying? Apa yang menyebabkan tindakan ini terjadi? Apa dampak bagi korbannya dan bagaimana mencegahnya?

Kali ini blog Guru Penjas akan membahas terkait masalah Bullying. 

Apa itu Bullying? 

Bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan. 

Apa penyebab Bullying? 

Penyebab bully dapat datang dari faktor korban maupun pelaku. Jika melihat dari sisi korban, berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menyebabkan anak menjadi korban:

1. Penampilan fisik
Penyebab bullying pertama yang paling umum adalah akibat dari penampilan fisik.

Ketika seorang anak memiliki penampilan fisik yang dianggap berbeda dengan anak lain pada umumnya, para bully dapat menjadikannya bahan untuk mengintimidasi anak tersebut.

Penampilan fisik berbeda dapat meliputi kelebihan atau kekurangan berat badan, menggunakan kaca mata, menggunakan behel, menggunakan pakaian yang dianggap tidak keren seperti anak-anak lainnya.

2. Ras
Perbedaan ras juga sering kali menyebabkan seorang anak terkena bully.

Hal ini umumnya terjadi ketika seorang anak dengan ras berbeda memasuki satu lingkungan dan dianggap sebagai minoritas. Beberapa survey dan penelitian juga telah menunjukkan bahwa bullying akibat ras yang berbeda memang cukup sering terjadi.

3. Orientasi seksual
Orientasi seksual seseorang berbeda-beda dan umumnya seorang anak baru menyadari orientasi seksual yang berbeda memasuki usia remaja.

Bahkan di beberapa negara yang sudah tidak asing dengan isu LGBT, seseorang yang teridentifikasi sebagai lesbian, gay, dan transgneder sering kali mendapatkan perilaku bully. Hal ini yang membuat seseorang cenderung menyembunyikan orientasi seksualnya.

4. Terlihat lemah
Penyebab bullying lainnya adalah ketika seorang anak dianggap lebih lemah dan terlihat tidak suka melawan.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa bullying melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan juga korban. Pelaku tentunya merasa sebagai pihak yang lebih kuat dan dapat mendominasi korban yang lebih lemah.

5. Terlihat tidak mudah bergaul
Selain karena lemah, terlihat tidak mudah bergaul dan memiliki sedikit teman juga menjadi salah satu penyebab menjadi korban bullying.

Individu yang terlihat tidak mudah bergaul dan memiliki sedikit teman juga dapat terlihat lebih lemah dan membuat bully berpikir dapat mendominasi mereka. Sekelompok bully juga berpotensi melakukan bully pada kelompok yang dianggap lebih lemah dari kelompok mereka.

Meskipun karakteristik di atas dapat menjadi penyebab bullying, tapi tentu tidak semua anak dengan karakteristik tersebut menjadi korban bully. Kondisi tersebut hanyalah merupakan beberapa gambaran umum.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa anak yang memiliki salah satu kriteria yang dapat memicu bully tidak selalu menjadi korban. Hal ini disebabkan juga karena terdapat faktor penyebab juga dapat berasal dari sisi pelaku.

Berikut adalah beberapa penyebab bully dari sisi pelaku:

1. Memiliki masalah pribadi
Salah satu pemicu seseorang menjadi bully adalah karena memiliki masalah pribadi yang membuatnya tidak berdaya di hidupnya sendiri.

Pada anak-anak, penyebab seperti perkelahian berlebihan di rumah, perceraian orang tua, atau adanya anggota keluarga yang menjadi pecandu narkoba dan alkohol dapat memicu hal ini. Sedangkan pada orang dewasa, masalah dengan pasangan juga bisa menjadi salah satu pemicu munculnya perasaan tidak berdaya.

Bullying baik verbal ataupun fisik yang dilakukan bertujuan untuk menunjukkan individu tersebut memiliki kekuatan. Sehingga rasa tidak berdaya tersebut dapat ditutupi.

2. Pernah menjadi korban bullying
Beberapa kasus menunjukkan bahwa pelaku sebenarnya juga merupakan korban.

Contohnya seperti anak yang merasa di-bully oleh saudaranya di rumah, kemudian anak tersebut membalas dengan cara mem-bully temannya di sekolah yang ia anggap lebih lemah dari dirinya.

Contoh lainnya adalah orang yang tertekan akibat bullying di kehidupan nyata dan menggunakan internet serta dunia maya untuk menunjukkan bahwa dirinya juga memiliki kekuatan dengan cara menyerang orang lain.

3. Rasa iri pada korban
Penyebab bullying selanjutnya adalah karena rasa iri pelaku pada korban.

Rasa iri ini bisa muncul akibat korban memiliki hal yang sebenarnya sama istimewanya dengan sang pelaku. Pelaku mengintimidasi korban agar korban tidak akan lebih menonjol dari dirinya sendiri.

Selain tidak ingin orang lain menonjol, seseorang juga mungkin melakukan bully untuk menutupi jati dirinya sendiri. Contohnya seperti anak pintar yang tidak ingin disebut ‘kutu buku’, sehingga ia lebih dulu menyebut temannya yang pintar sebagai kutu buku.

4. Kurangnya pemahaman
Kurangnya pemahaman dan empati juga dapat menimbulkan perilaku bullying.

Ketika seorang anak melihat anak lain berbeda dalam hal seperti ras, agama, dan orientasi seksual, karena kurangnya pemahaman, maka mereka beranggapan bahwa perbedaan tersebut adalah hal yang salah.

Mereka juga beranggapan bahwa menjadikan anak yang berbeda tersebut sebagai sasaran adalah hal yang benar.

5. Mencari perhatian
Terkadang pelaku tidak menyadari bahwa yang dilakukannya termasuk ke dalam penindasan, karena sebenarnya apa yang dilakukannya adalah mencari perhatian.

Jenis yang satu ini paling mudah untuk diatasi. Caranya adalah dengan memberikannya perhatian yang positif sebelum pelaku mencari perhatian dalam dengan cara yang negatif.

6. Kesulitan mengendalikan emosi
Anak yang kesulitan untuk mengatur emosi dapat berpotensi menjadi pelaku.

Ketika seseorang merasa marah dan frustasi, perbuatan menyakiti dan mengintimidasi orang lain bisa saja dilakukan. Jika sulit untuk mengendalikan emosi, maka masalah kecil saja dapat membuat seseorang terprovokasi dan meluapkan emosinya secara berlebihan.

7. Berasal dari keluarga yang disfungsional
Tidak semua anak dari keluarga disfungsional akan menjadi pelaku bullying, namun hal ini kerap terjadi.

Sebagian besar pelaku adalah anak yang merasa kurang kasih sayang dan keterbukaan dalam keluarganya. Mereka kemungkinan juga sering melihat orang tuanya bersikap agresif terhadap orang-orang di sekitarnya.

8. Merasa bahwa bullying menguntungkan
Pelaku bully akan tanpa sengaja bisa terus melanjutkan aksinya karena merasa perbuatannya menguntungkan.

Hal ini bisa terjadi pada anak yang mendapatkan uang atau makanan dengan cara meminta secara paksa pada temannya. Contoh lain adalah ketika pelaku merasa popularitas dan perhatian dari setiap orang padanya naik berkat tindakannya tersebut.

9. Kurangnya empati
Penyebab selanjutnya adalah karena kurangnya rasa empati.

Ketika melihat korban, pelakunya tidak merasa empati pada apa yang dirasakan korban, sebagian mungkin justru merasa senang ketika melihat orang lain rasa kesakitan. Semakin mendapatkan reaksi yang diinginkan, semakin pelaku bully senang melakukan aksinya.

Apa saja jenis Bullying? 

1. Bullying fisik

Physical bullying adalah tindakan penindasan yang berkaitan dengan fisik. Tindakan ini dapat memberikan efek jangka pendek dan panjang. Perbuatan yang termasuk tindakan bully fisik seperti:

Memukul
Menendang
Mendorong
Mencubit
Menyandung
Merusak properti

2. Bullying verbal

Verbal bullying adalah perilaku bully yang dilakukan melalui verbal. Umumnya jenis ini tidak berbahaya pada awalnya, tapi jika terus berlanjut dapat memengaruhi korban. Beberapa contohnya seperti:

Memanggil nama
Menghina
Mengejek
Ucapan homophobia atau rasis
Pelecehan verbal

3. Bullying sosial

Social bullying adalah jenis yang sering kali terselubung. Tindakan ini bisa dilakukan pelaku tanpa harus terlihat oleh korban. Contoh tindakannya seperti:

- Menyebarkan gosip atau rumor yang tidak benar
- Melempar lelucon jahat yang melakukan
- Mengajak orang lain untuk mengucilkan seseorang
- Memberikan ekspresi atau gestur tubuh yang mengancam atau menghina
- Meniru dengan tujuan untuk menghina atau meremehkan

4. Cyberbullying

Cyberbullying adalah segala jenis penindasan yang terjadi di dunia maya dan perilakunya seperti:

Mengiring email atau pesan tertulis, gambar,dan video yang menyakitkan
Mengucilkan seseorang secara online
Menyebarkan gossip dan rumor buruk di dunia maya, Meniru orang lain atau menggunakan akun orang lain tanpa izin.

Apa saja ciri pelaku Bullying? 

Pelaku bully tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Beberapa ciri-ciri pelaku bully yang mungkin dapat terlihat adalah seperti:
  • Memiliki keinginan untuk mengendalikan orang lain.
  • Fokus pada diri sendiri
  • Memiliki keterampilan sosial yang buruk dan sulit untuk bergaul
  • Kurang empati
  • Sering merasa tidak aman dan membuat dirinya nyaman dengan cara menggretak atau mengganggu orang lain
  • Kesulitan untuk memahami emosi seperti rasa bersalah, empati, belas kasih, dan penyesalan.
Meskipun demikian, pelakunya juga kemungkinan memiliki karakter yang berbeda. Ada pelaku yang secara terang-terangan, tapi sebagian lagi mungkin memilih untuk bersikap ramah di depan, namun menusuk dari belakang.

Apa dampak Bullying terhadap korbannya?

Faktanya, ada dampak jangka panjang maupun jangka pendek pada korbannya. Berikut adalah beberapa efek samping bully yang dapat terjadi adalah

- Ketakutan, stres, depresi, atau cemas
- Timbul pemikiran untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri.
- Mengalami masalah di sekolah.
- Memiliki masalah suasana hati, tidur, nafsu makan, dan juga tingkat energi.

Bagaimana cara mengatasi Bullying? 

Ini adalah masalah serius yang perlu diatasi karena dapat memberikan dampak jangka panjang baik untuk korban dan juga pelaku. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:
Ceritakan pada orang dewasa yang dapat dipercaya. Ceritakan pada orang tua maupun guru yang memiliki otoritas untuk menindaklanjutinya.

Abaikan penindas dan jauhi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penindas akan merasa senang apabila mendapatkan reaksi seperti yang dia inginkan.

Tingkatkan keberanian dan rasa percaya diri. Tunjukkan pada lingkungan sekitar bahwa Anda bukan orang yang lemah dan mudah untuk ditindas.

Bicara pada pelaku. Tunjukkan bahwa apa yang dilakukan pelaku bukan hal yang baik dan bahkan berbahaya.

Bantu teman yang menjadi korban. Jika menyaksikan perilaku bully, jangan diam saja dan cobalah untuk memberi dukungan pada korban.


Sumber :

- Kompascom.com

- doktersehat.com

- Dealing With Bullying – https://kidshealth.org/en/teens/bullies.html

- Types of bullying – https://www.ncab.org.au/bullying-advice/bullying-for-parents/types-of-bullying/





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renang

Gerak dasar Senam Lantai

Sejarah Senam Lantai