SEJARAH SINGKAT ARUNG JERAM
Sejarah Arung Jeram Dunia
Pengarungan sungai telah sejak dulu dilakukan oleh manusia. Pengarungan ini dilakukan dengan menggunakan batang-batang kayu yang dirangkai menjadi rakit dan digunakan sebagai alat transportasi. Suku Indian di Canada telah memulai perkembangannnya. Lalu orang-orang Carib Indian mengembangkannya dan menamakan Progue. Sedangkan orang primitif menyebutnya dengan Out Canoe yang kemudian dikembangkan menjadi Bark Out Canoe. Perahu ini dibuat dari tempelan papan kayu oleh orang Indian Amerika Utara. Sedangkan orang Eskimo menciptakan Skin Corveal Craft, yaitu perahu yang dilapisi kulit binatang yang tidak tembus air.
Mayor John Wesley Powell, seorang tentara Amerika yang juga dikenal sebagai bapak Arung Jeram Dunia, memperkenalkan arung jeram pertama kali dengan menyusuri Sungai Colorado sejauh 250 mil yang melintasi gugusan tebing raksasa, yang kemudian diberi nama Grand Canyon.
Setelah Perang Dunia II selesai, perahu bekas Angkatan Laut Amerika mulai digunakan oleh para petualang untuk mengarungi sungai. Arung jeram ini dilakukan dengan perahu bulat yang disebut dengan Basket Boat, karena bentuknya mirip keranjang.
Di tahun 1950, kegiatan ini mulai banyak digemari. Maka mulailah diproduksi perahu khusus untuk arung jeram dengan bentuk khusus yang naik dibagian depan dan belakangnya, dengan material yang kuat dan dapat mengangkut orang dan perbekalan yang lebih banyak.
Pada tahun 1983 mulai muncul sebuah perhau yang dapat mengeluarkan air sendiri dari dalam perahu dengan nama Self Baileryang diproduksi oleh Jim Cassady. Selain jenis ini ,dikembangkan pula perhu jenis Kataraf. Perahu ini dikembangkan oleh para Geologi Rusia. Desain perahu ini diadopsi dari perahu Katamaran yang digunakan di Laut. Seiring dengan perkembangan zaman dan kreatifitas manusia di alam ini, mulailah bermunculan sarana-srana baru untuk kegiatan berarung jeram seperti, kayak,canoe, board, dan lain sebagainya.
Sejarah Arung Jeram Di Indonesia
1975 ( tujuh ) orang Citarum Rally I WANADRI, Bandung
1984 ( dua ) orang Kali Progo Palapsi , Yogya
1986 ( dua ) orang Sungai Alas MAPALA UI, Jakarta
1990 ( satu) orang Sungai Cisadane Makopala,Jakarta
1991 ( dua ) orang Kali Progo Wanadri, Bandung
1991 ( tujuh) orang Sungai Van Der Wall WANADRI,Bandung
1993 ( tiga ) orang Sungai Sadang Imapala, Malang
1994 ( satu) orang Sungai Citarum ITB, Bandung
1996 ( tiga ) orang Sungai Unda Wisatawan Hongkong
( satu ) orang Sungai Cimanuk Mahasiswa Garut
( satu ) orang Kali Progo Palapsi, Yogya
2001 ( satu ) orang Kali Serayu Wisatawan Yogya
( satu ) orang Kali Elo Mahasiswa UPN Yogya
2003 ( satu ) orang Kali Serayu Mahasiswa malang
2011 ( dua ) orang Kali Progo Wisatawan Semarang
( satu ) orang Kali Elo Mahasiswa UGM Yogya
2012 ( satu ) orang Sunagi Cikandang Mahasiswa ITB
Telah beberapa kali diadakan kejuaraan arung jeram setelah Citarum Rally , tetapi belum terdapat standard baku baik tentang penyelenggaraan, peralatan maupun penilaiannya. Pada tahun 1994 diadakan Kejuaraan Nasional Arung Jeram yang resmi di Sungai Ayung Bali. Di kejuaraan ini mulai di terapkan standard penyelenggaraan internasional, baik perlengkapan, materi lomba maupun penjurian. Kemudian kejuaraan arung jeram juga diadakan di Kali Serayu Jawa Tengah pada tahun 1997, dan yang terakhir adalah Kejuaraan Arung Jeram Citarum II pada tahun 2001.
Secara komersial wisata arung jeram diperkenalkan oleh SOBEX Expedition yang membuka wisata arung jeram di Sungai Alas Sumatera, Ayung di Bali dan Sungai Sadang D Toraja. Saat ini telah banyak operator wisata arung jeram di Indonesia. Dengan berkembangya wisata arung jeram, maka saat ini Arung Jeram telah menjadi olahraga petualangan sekaligus rekreasi dan wisata keluarga, siap menantang siapa saja yang ingin menikmati pengalaman baru dan bukan lagi kegemaran para petualang.
Federasi Arung Jeram Indonesia
Dengan terus berkembanganya Arung Jeram di Indonesia, para penggiatnya merasa bahwa perlu suatu wadah yang dapat membina kegiatan Arung Jeram dengan lebih terorganisir, memiliki wawasan dan tujuan yang jelas. Pada bulan Maret 1996, oleh 38 Organisasi Pecinta Alam, Klub Arung Jeram Amatir, Profesional dan Komersial, telah dibentuk Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI), yang kemudian terpilih menjadi Ketua adalah Amalia Yunita, seorang penjelajah dan petualang handal anggota Aranyacala Universitas Trisakti, yang kini aktif diperusahaan Wisata Arung Jeram PT. Lintas Jeram Nusantara.
Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) antara lain bertujuan mengembangkan Arung Jeram sebagai olah raga petualangan menjadi olah raga prestasi dan lebih aman, serta meningkatkan sumber daya manusia dibidang Arung Jeram. Dalam program -programnya, FAJI akan membuat pelatihan-pelatihan berjenjang, kejuaraan-kejuaraan dan invitasi, menetapkan norma keselamatan (safety codes), standarisasi peralatan dan teknik, serta upaya-upaya lainnya untuk memasyarakatkan olah raga Arung Jeram. Selain berwawasan olah raga dan petualangan, FAJI juga berwawasan dan memiliki program-program lingkungan, terutama berfokus pada masalah sungai.
Setelah dipimpin oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Harry Triono tahun 2001-2002, saat ini FAJI diketuai oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Safzen Nurdin. Pada tahun 2001 PB FAJI telah menjadi bagian dari organisasi rafting internasional (IRF) serta terus melaksanakan upaya konsolidasi dan membentuk Pengda-pengda. Dan pada bulan Oktober 2001, PB FAJI untuk pertama kalinya mengirim tim untuk berlaga di Kejuaraan Internasional yang diselenggarakan IRF. Dan di bulan November 2001, FAJI kemBali bekerjasama dengan Korps Marinir dan TSA Komunika menyelenggarakan Kejurnas Arung Jeram II di Sungai Citarum Jawa Barat. Kejurnas II ini diikuti oleh 81 club dari berbagai daerah di Indonesia.
Beberapa daerah juga menyelenggarakan kompetisi baik tingkat local, nasional maupun Internasional; Asahan White Water Festival 2000, Asahan Race 2001 & 2003, Piala Gubernur Sumut 2001-2, Kejuaraan Arung Jeram Terbuka Rongkong 2004, LACi I & 2 Jawa Barat 2004 dsb. Hal ini menandai semakin maraknya kompetisi arung jeram di Indonesia.
Sejak banjir pertama kali melanda Jakarta, 29 Januari 2002, FAJI bergabung bersama Korps Marinir, ORARI, Indonesia Offroad Federation, KSR UKI, kelompok pencinta alam se-Jakarta, ikut serta dalam upaya evaluasi korban banjir . Pada saat pasca banjir PB FAJI memfasilitasi sekretariat POSKO SIAGA BANJIR ARUNG JERAM PEDULI dengan misi utama siaga evakuasi korban banjir dan distribusi logistik di tempat yang sulit dijangkau dengan menggunakan perahu karet atau kendaraan 4 X 4. Dalam penanganan bencana Tsunami di Aceh – Nias, FAJI bergabung dengan Global Rescue Network (GRN) dalam melakukan tugas kemanusiaan Operasi Pesisir Barat Aceh Nias.
Pengurus Besar FAJI telah memiliki perwakilan di lebih dari 20 provinsi. Termasuk Sumatera Utara. Saat ini Pengda FAJI Sumatera Utara dipimpin oleh bapak Soekirman (2018-2023) yang juga merupakan seorang Bupati di Kabupaten Serdang Bedagai, sedangkan untuk Kota Medan memiliki Anwar Nasution, S.Pd sebagai ketua harian FAJI Kota Medan yang pertama (2016-2020).
Untuk publikasi FAJI telah menerbitkan Majalah Kegiatan Alam Terbuka JELAJAH, yang menuliskan tidak saja kegiatan Arung Jeram tapi juga kegiatan alam terbuka lainnya. Kamu dapat melihat info lebih lengkap tentang FAJI melalui Website FAJI.
Silahkan share jika kamu rasa info ini bermanfaat. Terima Kasih.
Referensi :
- Arung Jeram menelusuri tantangan membangun kematangan, Adi M. Soekirno, Insight, 2006.
- White Water, P. J. Peterson, Yearling Books, 1997
- The complete white water Rafter, Jeff bannett, International Marine/Ragged Mountain Press, 1996
- Nrs.com
- Faji.org
- Arung-jeram.com
Tentang Penulis :
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*co
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.