MATERI DASAR ARUNG JERAM



Arung Jeram atau yang sering disebut rafting adalah kegiatan yang terdiri dari berbagai unsur, mulai dari unsur olahraga, petualangan, rekreasi, bahkan terdapat unsur edukasi dalam kegiatan ini. Tidak ada persyaratan khusus jika Anda ingin melakukan kegiatan arung jeram, karena kegiatan arung jeram bisa dilakukan oleh semua usia. Mulai dari anak-anak, remaja, maupun dewasa. Bahkan orang yang tidak memiliki kemampuan berenang pun bisa mengikuti kegiatan arung jeram atau rafting ini. yang diperlukan adalah kondisi fisik yang prima. berikut adalah materi dasar tentang kegiatan arung jeram.

I. PERALATAN ARUNG JERAM

Peralatan Arung Jeram kita bagi menjadi 2, yaitu Paralatan Tim dan Peralatan Pribadi.

A. Peralatan Tim 

1. PERAHU



Perahu yang digunakan dalam berarung jeram bukan sekedar yang bisa mengambang. Perahu di tahun 80-an keatas sudah dapat mengeluarkan air secara otomatis (Self Bailing), dapat melakukan manuver dengan cepat, sangat kokoh, mempunyai empat tabung udara yang saling mendukung bila ada salah satu tabungnya ada yang bocor.

Ukuran Perahu karet sangat bervariasi, dari 8 – 30 kaki. Yang biasanya dipergunakan untuk berarung jeram antara 12 – 18 kaki, tergantung dari sungai yang akan diarungi.

Jenis-jenis perahu karet :

a) LCR (Landing Craft Rubber)

b) OVAL

Perahu dengan rancangan bagian buritan dan haluan dibuat agak mencuat agar air tidak mudah masuk dan mampu menjaga kestabilan perahu ketika melewati jeram besar.

Perahu dibagi atas dua golongan yaitu:

a) Non self Bailing Floor

Perahu ini tidak dilengkapi dengan lubang-lubang pembuangan air, sehingga air yang masuk kedalam perahu, karena itu perahu jenis ini harus dilengkapi dengan ember/gayung untuk membuang air.

b) Self Bailing Floor

Perahu jenis ini adalah perahu jenis terbaru. Perahu jenis ini dilengkapi dengan lantai yang dipompa dan lubang pembuangan air. Air yang masuk kedalam perahu otomatis akan keluar dengan sendirinya.

Bagian-bagian yang ada pada perahu adalah sebagai berikut :

  • Bow and stern
  • Chamber atau yang sering disebut tube
  • Floor
  • Thwart
  • Boat line atau tali kasal
  • D-ring
  • Handling Grip
  • Bilge Hol/ self bailing
  • Valve

Cara duduk di dalam perahu yaitu dengan cara menyamping dan duduk pada sisi perahu, baik sisi kanan maupun sisi kiri perahu dengan posisi kaki membentuk kuda-kuda pada lantai perahu hal ini dilakukan untuk mengatur keseimbangan badan anda pada saat sedang melakukan kegiatan arung jeram atau rafting. Perlu diperhatikan jika anda duduk di perahu jangan sampai terdapat bagian tubuh anda yang terikat atau terlilit dengan tali karena bisa membahayakan anda ketika perahu mengalami flip atau terbalik. Selain itu anda harus memperhatikan posisi duduk anda agar mudah untuk menggapai boat line. Jika boat line pada perahu yang anda naiki kendur, segera beritahukan kepada petugas untuk segera mengencangkan boat line Anda agar tidak mengganggu selama melakukan pengarungan. Jangan lupa agar Anda mengatur jarak duduk anda dengan rekan-rekan Anda agar tidak mengganggu ketika melakukan kegiatan arung jeram, baik ketika mendayung atau berpindah posisi.

2. Pompa


Pompa merupakan alat yang sangat penting dan perlu dibawa pada saat pengarungan. Berguna untuk menjaga bila tabung udara pada perahu yang digunakan kempes.Tidak disarankan menggunaka kompesor untuk memompa perahu karet, hal ini dapat menyebabkan perahu pecah dikarenakan udara yang keluar dari kompesor tersebut adalah udara panas. Pompa terbagi menjadi dua jenis, yaitu pompa kaki dan pompa tangan.

3. Dry Bag



Dry bag merupakan kantong kedap air yang digunakan untuk mengisi barang-barang yang kita butuhkan saat pengarungan, baik berupa makanan, minuman, kamera ataupun barang lainnya yang dianggap perlu untuk dibawa saat pengarungan.

4. Throw Bag atau throw rope

Throw bag merupakan tali lempar  yang dapat digunakkan untuk me-rescue. Tali ini merupakan jenis carmatel dinamis.  Cara melempar throw bag terbagi menjadi tiga, yaitu;  (1) melempar dari atas, (2) melempar dari samping, dan (3) melempar dari bawah.

5. Carabiner oval screw

Carrabiner berfungsi untuk menggantungkan barang-barang bawaan, berguna untuk alat rescue dan banyak lagi lainnya. Untuk di sungai sebaiknya terbuat dari alumunium dan bukan jenis screw gate karena pengamannya mudah macet. Sebaiknya setiap orang membawa satu.

6. Repair kit



Repair kit  merupakan alat yang digunakan untuk memperbaiki perahu. Repair kit sangt penting dibawa saat pengarungan untuk menjaga kemungkinan ada bagian perahu yang bocor karena terkena batu atau kayu tajam. Repair kit terdiri dari sisa bahan perahu, lem, kain kering, pisau tekan, dan MEK.

7. Kotak P3K

Kotak P3K merupakan peralatan yang sangat penting dibawa saat pengarungan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemungkinan terjadinya cedera, baik cedera ringan maupun berat pada saat pengarungan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Buku Materi White Water Rescue Course (2011:12) sebagai berikut “dalam kegiatan yang penuh dengan resiko ini kita harus siap mengahadapi keadaan yang paling buruk sekalipun. Kemungkinan cedera ringan sampai yang terberat harus kita perhitungkan. Obat-obatan dan perlengkapan yang dibawa harus disesuaikan dengan medan yang akan diarungi, cuaca pada waktu itu dan lain-lain”.

8. Alat Z-Drag

Z-Drag merupakan salah satu system rescue yang menggunakan peralatan berupa carrabiner delta snap, carrabinner oval screw, pulley, jumar, sling webbing, prusik, webbing, dan tali carmantel 8 mili. Peralatan Z-Drag digunakan jika terjadi trouble sepertiperahu tersangkut. Sistem penyelamat ini merupakan sistem penyelamat kelompok.



9. Alat pemetaan

Alat yang digunakan untuk melakukan pemetaan ialah sebagai berikut: (1) satu buah peta, (2) satu buah protaktor, (3) dua buah kompas, (4) dua buah dayung, (5) satu buah papan ujian, (6) satu buah roll meter, (7) satu buah clino meter, (7) bolpoin OHP, (8) kertas mika, (9) GPS, dan  (10) sampah atau batang kayu untuk menghitung debit. Semua alat tersebut harus disiapkan terlebih dahulu agar pada saat melakukan pemetaan tidak membuang banyak waktu. Selain itu, alat-alat tersebut harus dilebihkan beberapa karena tidak menutup kemungkinan pada saat di sungai alat tersebut tiba-tiba hilang terbawa arus atau rusak terkena air.

B. Peralatan Pribadi

1. PFD (Personal Floating Device)/Life Jackets (Pelampung)



Untuk cara pemakaiannya, pelampung dipakai seperti mengenakan rompi, dan harus di pastikan bahwapelampung tidak berlubang atau ada jahitan yang terlepas, kemudian strap yang ada di pelampung pastikan dapat di pasang dan dilepas dengan mudah, selain itu pastikan juga bantalan kepala berada di luar.

Jelas fungsinya untuk mengapungkan kita jika kita terjatuh di air dan membantu bagi orang yang tidak bisa berenang. Pelampung yang baik adalah pelampung yang dapat mengpungkan beban max 150 Kg. Meski anda sudah mahir berenang, ataupun anda pernah mudik dari P. Jawa - Kalimantan berenang tetap saja pelampung ini hukumnya wajib dikenakan ketika anda sedang berkegiatan arung jeram. Bahkan saat istirahat ditepian sungai jika jarak anatar anda dengan bibir sungai tidak lebih dari 2 M maka pelampung harus tetap dikenakan. Mengapa mengenakan pelampung itu wajib..?karena jika anda terjatuh skalipun anda mahir berenang dengan kondisi sungai yang berbatu sangat memungkinka bisa mencederai anda dan mengurangi kemampuan berenang anda. Maka pelampung akan tetap mengapungkan anda.

Seperti perahu, PFD atau pelampung memiliki berbagai jenis dan ukuran. Ia terbuat dari bahan polyfoam yang dibungkus dengan bahan kedap air yang berwarna terang. US Coastal Guard menganjurkan memakai PFD type III pada setiap kegiatan arung jeram. Pelampung jenis ini yang paling umum digunakan pula oleh para rafter dalam setiap pengarungannya.Setiap PFD Type III memiliki daya apung tinggi– dihitung berdasarkan berat tubuh rata-rata saat berada di dalam air. Maka anda tidak perlu takut tenggelam saat berada di dalam air.

Cara pemakaian PFD/Pelampung :
Pilihlah PFD yang berwarna cerah. Pastikan tidak ada lubang atau jahitan yang terlepas pada PFD tersebut, serta strap yang ada dapat dipasang dan dilepas dengan mudah. Bila bagian perut anda lebih besar dari bagian dada, pilih dan pakailah PFD dengan ukuran lebih besar.

PFD atau pelampung dipakai seperti menggunakan rompi/jaket. Pastikan setiap strap terpasang dengan benar dan bantalan kepala berada di luar. Atur keeratan tali senyaman mungkin, sehingga PFD yang anda gunakan tidak terlalu sempit atau longgar.

Setelah anda selesai memakai PFD, lakukan gerakan berikut:

  1. Pada posisi berdiri, putarkan badan anda ke kiri dan kanan. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat gerak tubuh anda dan tidak mengalami pergeseran/perubahan posisi. Ini ditandai dengan letak strap tetap pada satu garis tegak lurus seperti posisi kancing kemeja. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan tali pada setiap strap. Jangan malu dan ragu untuk minta skipper/rekan membantu mengatur keeratan tali strap ini;
  2. Pada posisi duduk kedua kaki diluruskan kedepan; putarkan badan anda ke kiri dan kanan lalu lakukan gerakan membungkuk. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat gerak tubuh anda. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan setiap strap yang ada;
  3. Masih dalam posisi duduk dan kedua kaki diluruskan ke depan, minta bantuan skipper/rekan untuk menarik/mengangkat pelampung yang anda gunakan pada bagian bahu dari arah belakang. Pastikan saat pelampung dan tubuh anda ditarik/diangkat, posisi bahu pelampung tidak melebihi batas telinga anda. Jika ya, atur kembali keeratan setiap strap yang ada.

2. DAYUNG


Dayung sebagai alat kayuh pada olahraga arung jeram sedapat mungkin dibuat dari bahan yang kuat tetapi ringan. Ada beberapa jenis dayung yang biasa digunakan untuk berarung jeram :

a) Dayung kayu

        Dayung ini lebih berat dan kekuatannya kurang dibandingkan dengan dayung yang dibuat dari bahan lain.

b) Dayung Fiberglass

    Dayung ini cukup ringan tetapi mudah pecah dan pecahannya sangat tajam, bisa melukai pemakainya.

c) Dayung Alumunium dan Plastik

        Dayung ini cukup ringan, mudah terapung, lebih kuat dari dayung lainnya. Dayung jenis ini yang lebih banyak dipakai berarung jeram.

Dayung yang dipergunakan oleh awak perahu, panjangnya berkisar antara 4,5 – 6 kaki. Tetapi umumnya adalah 5 – 5,5 kaki. Sesungguhnya faktor penentu ukuran panjang dayung ada tiga hal, yaitu : besar badan dan kekuatan awak, diameter tabung perahu dan kelilingnya, sebagai pendayung awak atau pendayung kemudi/kapten.


Setiap dayung terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1) Pegangan, berbentuk huruf “T”, biasa disebut “T grip”.
2) Gagang, terbuat dari bahan alumunium.
3) Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat. Namun ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik.

Cara memegang dayung:
Memegang dayung dalam kegiatan arung jeram mirip dengan cara memegang sapu. Yang membedakannya hanya pegangan pada bagian “T-Grip”.

Bagian ini digenggam dengan empat jari pada bagian atas T horisontal (dayung dalam posisi berdiri dan bagian bilah berada dibawah), sementara jari jempol menjepit bagian T horisontal dari bagian bawah bawah. Cara memegang ini sama untuk tangan kiri (peserta yang duduk pada bagian kanan perahu), maupun kanan (peserta yang duduk pada bagian kiri perahu).

Lengan yang lain menggenggam bagian gagang, berjarak lebih kurang sejengkal dari bilah dayung. Jangan terlalu dekat/rendah ataupun terlalu jauh/tinggi. Biasakan diri dengan cara memegang dayung ini, baik dengan tangan kanan maupun kiri. Lakukan pemanasan dengan menggunakan dayung bersama rekan-rekan anda.

3. HELM



Helm merupakan bagian yang tidak kalah penting pada saat melakukan kegiatan arung jeram. Pilihlah helm yang sesuai dengan ukuran kepala anda. Jangan lupa untuk pastikan tidak ada retakan pada helm dan semua tali serta strap masih dalam kondisi yang baik.

Atur strap senyaman mungkin; jangan terlalu sempit atau terlalu longgar agar tidak mengganggu pandangan anda selama pengarungan. Sekali lagi, pastikan strap sudah terpasang dan pada posisi yang benar.

4. BODY FLIP


Body Flip adalah alat untuk membalikkan perahu. Alat ini terdiri dari carabinaer dan weebing.

5. SEPATU/ ALAS KAKI

Sebaiknya ketika anda berarung jeram gunakanlah alas kaki yang ringan, simple dan tidak mudah lepas ketika berenang.

6. PAKAIAN


Gunakanlah pakaian yang mudah kering dan simple. kami sarankan tidak menggunakan celana jeans karena jika terkena air akan menyulitkan anda bergerak. Bagi wanita juga tidak direkomendasi kan menggunakan rok.

7. PELUIT

Berfungsi sebagi alat komunikasi berupa signal.

8. PISAU



Dipergunakan pada saat kondisi darurat. untuk membocorkan perahu atau memotong atau melepas pelampung.

8. OBAT PRIBADI

bagi anda yang mengidap penyakit khusus silahkan bawa obat pribadi anda.

Dengan pengetahuan ini, anda bisa mempersiapkan diri untuk melakukan pengarungan yang aman dan nyaman. Ada beberapa point diatas yang baku harus ada atau harus dilakukan namun ada pula beberapa yang mungkin bisa dikesampingkan atau lebih tepatnya melihat kondisi dan lokasi pengarungan. Tentunya sebelum anda mengarungi sungai anda sudah mengantongi informasi tentang sungai tersebut baik dari operator lokal atau pun hasil survey lewat jalur darat. 


II. PADDLE COMMAND (INSTRUKSI DALAM PENGARUNGAN)

Setelah anda terbiasa dengan cara memegang dayung, anda akan diberikan instruksi cara menggunakan dayung tersebut. Instruksi ini disebut paddle command. Prinsip dalam menggunakan dayung, adalah tenaga disalurkan pada kedua lengan yang menggerakkan dayung untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu. Arah dayungan tersebut dibantu gerakan badan; disesuaikan dengan tenaga yang diperlukan untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu.

Basic Paddle Technic, instruksi tentang teknik dasar mendayung, yaitu:
1) Forward (Maju)
Instruksi yang diberikan untuk dayungan maju, dilakukan oleh seluruh peserta dengan menarik blade/bilah dayung yang berada didalam air kearah belakang searah perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah tegak lurus terhadap permukaan atau mendekati 90 derajat. Pada saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan; berputar mendekati 90 derajat hingga bilah dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai ada instruksi lanjutan.

2) Backward (Mundur)
Instruksi yang diberikan untuk dayungan mundur, dilakukan oleh seluruh peserta dengan menarik blade/bilah dayung yang berada di dalam air ke arah depan searah perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah sejajar dengan permukaan air. Begitu pun saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan; berputar hingga bilah dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai ada instruksi lanjutan.

3) Turn Left (Belok Kiri)
Instruksi untuk membelokkan perahu ke arah kiri. Gerakan ini dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk pada perahu bagian kanan, sementara peserta pada kiri perahu stop mendayung. Jika skipper merasa perlu untuk membelokkan perahu ke kiri dengan cepat, maka posisi peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan dayungan mundur.

Untuk memperjelas instruksi, biasanya skipper akan mengatakan “kanan-maju” dan “kiri-mundur”! Artinya, peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan maju, sementara peserta pada bagian kiri melakukan dayungan mundur.

4) Turn Right (Belok Kanan)
Instruksi yang diberikan untuk membelokkan perahu ke arah kanan; kebalikan dari instruksi turn left (belok kiri). Gerakan ini dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk pada perahu bagian kiri, sementara peserta pada bagian kanan stop mendayung.

Jika skipper merasa perlu membelokkan perahu ke kanan dengan cepat, posisi peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur. Untuk memperjelas instruksi, biasanya skipper akan mengatakan “kiri-maju” dan “kanan-mundur”! Artinya, peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan dayungan maju, sementara peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur.

5) Stop (Berhenti)
Instruksi yang diberikan untuk menghentikan dayungan; semua dayung tidak berada dalam air, digenggam dengan posisi di atas pangkuan.

Sekian Informasi yang dapat saya berikan tentang Materi Dasar Arung Jeram. di Materi Lanjutan Arung Jeram selanjutny, kita akan  membahas tentang cara berenang di arus deras, Rescue, Grade Sungai, dan lain-lain. Silahkan sebarkan jika kamu rasa artikel ini bermanfaat.

Salam Jeram ! Basah seru !


Referensi :

- Arung Jeram menelusuri tantangan membangun kematangan, Adi M. Soekirno, Insight, 2006.

- White Water, P. J. Peterson, Yearling Books, 1997

- The complete white water Rafter, Jeff bannett, International Marine/Ragged Mountain Press, 1996

- Nrs.com

- Faji.org

- Arung-jeram.com


Tentang Penulis :


Anwar ‘‘Rimbawan’’ Nasution merupakan Putra kelahiran Medan, Sumatera Utara pada tahun 1990. 

Menyelesaikan pendidikan S-1 di Universitas Negeri Medan pada program studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi pada tahun 2013. Sejak tahun 2009 telah aktif di dunia Pencinta Alam melalui organisasi Mapala Unimed. Menjabat sebagai Kepala Divisi SAR Mapala Unimed pada periode 2011-2012. 

Menjadi Ketua Harian FAJI Kota Medan yang pertama yaitu pada Tahun 2016-2020. diangkat menjadi Pengurus FAJI Sumatera Utara pada tahun 2019-2024. pada tahun 2020 beliau juga Menjabat sebagai Pengawas di SATGAS SAR Sumatera Utara. Hingga saat ini masih aktif di bidang Pendidikan, Sosial, dan Olahraga.

Komentar

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*co
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renang

Gerak dasar Senam Lantai

Sejarah Senam Lantai