MATERI DASAR ARUNG JERAM
I. PERALATAN ARUNG JERAM
Peralatan Arung Jeram kita bagi menjadi 2, yaitu Paralatan Tim dan Peralatan Pribadi.
A. Peralatan Tim
1. PERAHU
Perahu yang
digunakan dalam berarung jeram bukan sekedar yang bisa mengambang. Perahu di
tahun 80-an keatas sudah dapat mengeluarkan air secara otomatis (Self
Bailing), dapat melakukan manuver dengan cepat, sangat kokoh, mempunyai
empat tabung udara yang saling mendukung bila ada salah satu tabungnya ada yang
bocor.
Ukuran
Perahu karet sangat bervariasi, dari 8 – 30 kaki. Yang biasanya dipergunakan
untuk berarung jeram antara 12 – 18 kaki, tergantung dari sungai yang akan
diarungi.
Jenis-jenis
perahu karet :
a) LCR
(Landing Craft Rubber)
b) OVAL
Perahu
dengan rancangan bagian buritan dan haluan dibuat agak mencuat agar air tidak
mudah masuk dan mampu menjaga kestabilan perahu ketika melewati jeram besar.
Perahu
dibagi atas dua golongan yaitu:
a) Non
self Bailing Floor
Perahu ini
tidak dilengkapi dengan lubang-lubang pembuangan air, sehingga air yang masuk
kedalam perahu, karena itu perahu jenis ini harus dilengkapi dengan
ember/gayung untuk membuang air.
b) Self
Bailing Floor
Perahu
jenis ini adalah perahu jenis terbaru. Perahu jenis ini dilengkapi dengan
lantai yang dipompa dan lubang pembuangan air. Air yang masuk kedalam perahu
otomatis akan keluar dengan sendirinya.
Bagian-bagian yang ada pada perahu adalah sebagai berikut :
- Bow and stern
- Chamber atau yang sering disebut tube
- Floor
- Thwart
- Boat line atau tali kasal
- D-ring
- Handling Grip
- Bilge Hol/ self bailing
- Valve
Cara duduk di dalam perahu yaitu dengan cara menyamping dan duduk pada sisi perahu, baik sisi kanan maupun sisi kiri perahu dengan posisi kaki membentuk kuda-kuda pada lantai perahu hal ini dilakukan untuk mengatur keseimbangan badan anda pada saat sedang melakukan kegiatan arung jeram atau rafting. Perlu diperhatikan jika anda duduk di perahu jangan sampai terdapat bagian tubuh anda yang terikat atau terlilit dengan tali karena bisa membahayakan anda ketika perahu mengalami flip atau terbalik. Selain itu anda harus memperhatikan posisi duduk anda agar mudah untuk menggapai boat line. Jika boat line pada perahu yang anda naiki kendur, segera beritahukan kepada petugas untuk segera mengencangkan boat line Anda agar tidak mengganggu selama melakukan pengarungan. Jangan lupa agar Anda mengatur jarak duduk anda dengan rekan-rekan Anda agar tidak mengganggu ketika melakukan kegiatan arung jeram, baik ketika mendayung atau berpindah posisi.
2. Pompa
3. Dry Bag
Dry bag merupakan kantong kedap air yang digunakan untuk mengisi barang-barang yang kita butuhkan saat pengarungan, baik berupa makanan, minuman, kamera ataupun barang lainnya yang dianggap perlu untuk dibawa saat pengarungan.
4. Throw
Bag atau throw rope
5. Carabiner
oval screw
6. Repair kit
Repair
kit merupakan alat yang digunakan untuk memperbaiki
perahu. Repair kit sangt penting dibawa saat pengarungan untuk
menjaga kemungkinan ada bagian perahu yang bocor karena terkena batu atau kayu
tajam. Repair kit terdiri dari sisa bahan perahu, lem, kain kering,
pisau tekan, dan MEK.
7. Kotak P3K
8. Alat Z-Drag
Z-Drag merupakan salah satu system rescue yang menggunakan peralatan berupa carrabiner delta snap, carrabinner oval screw, pulley, jumar, sling webbing, prusik, webbing, dan tali carmantel 8 mili. Peralatan Z-Drag digunakan jika terjadi trouble sepertiperahu tersangkut. Sistem penyelamat ini merupakan sistem penyelamat kelompok.
Alat yang digunakan untuk melakukan pemetaan ialah sebagai berikut: (1) satu buah peta, (2) satu buah protaktor, (3) dua buah kompas, (4) dua buah dayung, (5) satu buah papan ujian, (6) satu buah roll meter, (7) satu buah clino meter, (7) bolpoin OHP, (8) kertas mika, (9) GPS, dan (10) sampah atau batang kayu untuk menghitung debit. Semua alat tersebut harus disiapkan terlebih dahulu agar pada saat melakukan pemetaan tidak membuang banyak waktu. Selain itu, alat-alat tersebut harus dilebihkan beberapa karena tidak menutup kemungkinan pada saat di sungai alat tersebut tiba-tiba hilang terbawa arus atau rusak terkena air.
B. Peralatan
Pribadi
1. PFD (Personal Floating Device)/Life Jackets (Pelampung)
Jelas fungsinya untuk mengapungkan kita jika kita terjatuh di air dan membantu bagi orang yang tidak bisa berenang. Pelampung yang baik adalah pelampung yang dapat mengpungkan beban max 150 Kg. Meski anda sudah mahir berenang, ataupun anda pernah mudik dari P. Jawa - Kalimantan berenang tetap saja pelampung ini hukumnya wajib dikenakan ketika anda sedang berkegiatan arung jeram. Bahkan saat istirahat ditepian sungai jika jarak anatar anda dengan bibir sungai tidak lebih dari 2 M maka pelampung harus tetap dikenakan. Mengapa mengenakan pelampung itu wajib..?karena jika anda terjatuh skalipun anda mahir berenang dengan kondisi sungai yang berbatu sangat memungkinka bisa mencederai anda dan mengurangi kemampuan berenang anda. Maka pelampung akan tetap mengapungkan anda.
Seperti perahu, PFD atau pelampung memiliki
berbagai jenis dan ukuran. Ia terbuat dari bahan polyfoam yang dibungkus dengan
bahan kedap air yang berwarna terang. US Coastal Guard menganjurkan memakai PFD
type III pada setiap kegiatan arung jeram. Pelampung jenis ini yang paling umum
digunakan pula oleh para rafter dalam setiap pengarungannya.Setiap PFD Type III
memiliki daya apung tinggi– dihitung berdasarkan berat tubuh rata-rata saat
berada di dalam air. Maka anda tidak perlu takut tenggelam saat berada di dalam
air.
Cara pemakaian PFD/Pelampung :
Pilihlah PFD yang berwarna cerah. Pastikan tidak ada lubang atau jahitan yang
terlepas pada PFD tersebut, serta strap yang ada dapat dipasang dan dilepas
dengan mudah. Bila bagian perut anda lebih besar dari bagian dada, pilih dan
pakailah PFD dengan ukuran lebih besar.
PFD atau pelampung dipakai seperti menggunakan
rompi/jaket. Pastikan setiap strap terpasang dengan benar dan bantalan kepala
berada di luar. Atur keeratan tali senyaman mungkin, sehingga PFD yang anda
gunakan tidak terlalu sempit atau longgar.
Setelah anda selesai memakai PFD, lakukan gerakan berikut:
- Pada posisi berdiri, putarkan badan anda ke kiri dan kanan. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat gerak tubuh anda dan tidak mengalami pergeseran/perubahan posisi. Ini ditandai dengan letak strap tetap pada satu garis tegak lurus seperti posisi kancing kemeja. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan tali pada setiap strap. Jangan malu dan ragu untuk minta skipper/rekan membantu mengatur keeratan tali strap ini;
- Pada posisi duduk kedua kaki diluruskan kedepan; putarkan badan anda ke kiri dan kanan lalu lakukan gerakan membungkuk. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat gerak tubuh anda. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan setiap strap yang ada;
- Masih dalam posisi duduk dan kedua kaki diluruskan ke depan, minta bantuan skipper/rekan untuk menarik/mengangkat pelampung yang anda gunakan pada bagian bahu dari arah belakang. Pastikan saat pelampung dan tubuh anda ditarik/diangkat, posisi bahu pelampung tidak melebihi batas telinga anda. Jika ya, atur kembali keeratan setiap strap yang ada.
2. DAYUNG
a) Dayung kayu
Dayung ini lebih berat dan kekuatannya kurang dibandingkan dengan dayung yang dibuat dari bahan lain.
b) Dayung Fiberglass
Dayung ini cukup ringan tetapi mudah pecah dan pecahannya sangat tajam, bisa melukai pemakainya.
c) Dayung
Alumunium dan Plastik
Dayung ini
cukup ringan, mudah terapung, lebih kuat dari dayung lainnya. Dayung jenis ini
yang lebih banyak dipakai berarung jeram.
Dayung yang dipergunakan oleh awak perahu, panjangnya berkisar antara 4,5 – 6 kaki. Tetapi umumnya adalah 5 – 5,5 kaki. Sesungguhnya faktor penentu ukuran panjang dayung ada tiga hal, yaitu : besar badan dan kekuatan awak, diameter tabung perahu dan kelilingnya, sebagai pendayung awak atau pendayung kemudi/kapten.
1) Pegangan, berbentuk huruf “T”, biasa disebut “T grip”.
2) Gagang, terbuat dari bahan alumunium.
3) Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan
kuat. Namun ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik.
Cara memegang dayung:
Memegang dayung dalam kegiatan arung jeram mirip dengan cara memegang sapu.
Yang membedakannya hanya pegangan pada bagian “T-Grip”.
Bagian ini digenggam dengan empat jari pada bagian
atas T horisontal (dayung dalam posisi berdiri dan bagian bilah berada
dibawah), sementara jari jempol menjepit bagian T horisontal dari bagian bawah
bawah. Cara memegang ini sama untuk tangan kiri (peserta yang duduk pada bagian
kanan perahu), maupun kanan (peserta yang duduk pada bagian kiri perahu).
Lengan yang lain menggenggam bagian gagang, berjarak lebih kurang sejengkal dari bilah dayung. Jangan terlalu dekat/rendah ataupun terlalu jauh/tinggi. Biasakan diri dengan cara memegang dayung ini, baik dengan tangan kanan maupun kiri. Lakukan pemanasan dengan menggunakan dayung bersama rekan-rekan anda.
3. HELM
Helm merupakan bagian yang tidak kalah penting pada saat melakukan kegiatan arung jeram. Pilihlah helm yang sesuai dengan ukuran kepala anda. Jangan lupa untuk pastikan tidak ada retakan pada helm dan semua tali serta strap masih dalam kondisi yang baik.
Atur strap senyaman mungkin; jangan terlalu sempit atau terlalu longgar agar tidak mengganggu pandangan anda selama pengarungan. Sekali lagi, pastikan strap sudah terpasang dan pada posisi yang benar.
4. BODY FLIP
5. SEPATU/ ALAS KAKI
6. PAKAIAN
7. PELUIT
Berfungsi sebagi alat komunikasi berupa signal.
8. PISAU
Dipergunakan pada saat kondisi darurat. untuk membocorkan perahu atau memotong atau melepas pelampung.
8. OBAT PRIBADI
bagi anda yang mengidap penyakit khusus silahkan bawa obat pribadi anda.
Dengan pengetahuan ini, anda bisa mempersiapkan diri untuk melakukan pengarungan yang aman dan nyaman. Ada beberapa point diatas yang baku harus ada atau harus dilakukan namun ada pula beberapa yang mungkin bisa dikesampingkan atau lebih tepatnya melihat kondisi dan lokasi pengarungan. Tentunya sebelum anda mengarungi sungai anda sudah mengantongi informasi tentang sungai tersebut baik dari operator lokal atau pun hasil survey lewat jalur darat.
II. PADDLE COMMAND (INSTRUKSI DALAM PENGARUNGAN)
Setelah anda terbiasa dengan cara memegang dayung, anda akan diberikan instruksi
cara menggunakan dayung tersebut. Instruksi ini disebut paddle command. Prinsip
dalam menggunakan dayung, adalah tenaga disalurkan pada kedua lengan yang
menggerakkan dayung untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu. Arah dayungan
tersebut dibantu gerakan badan; disesuaikan dengan tenaga yang diperlukan untuk
mengatur dan mengarahkan gerak perahu.
Basic Paddle Technic, instruksi tentang teknik
dasar mendayung, yaitu:
1) Forward (Maju)
Instruksi yang diberikan untuk dayungan maju, dilakukan oleh seluruh peserta
dengan menarik blade/bilah dayung yang berada didalam air kearah belakang
searah perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah tegak lurus
terhadap permukaan atau mendekati 90 derajat. Pada saat keluar dari air, dayung
diarahkan sejajar dengan permukaan; berputar mendekati 90 derajat hingga bilah
dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai ada
instruksi lanjutan.
2) Backward (Mundur)
Instruksi yang diberikan untuk dayungan mundur, dilakukan oleh seluruh peserta
dengan menarik blade/bilah dayung yang berada di dalam air ke arah depan searah
perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah sejajar dengan
permukaan air. Begitu pun saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan
permukaan; berputar hingga bilah dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini
dilakukan berulang-ulang sampai ada instruksi lanjutan.
3) Turn Left (Belok Kiri)
Instruksi untuk membelokkan perahu ke arah kiri. Gerakan ini dilakukan dengan
dayungan maju oleh peserta yang duduk pada perahu bagian kanan, sementara
peserta pada kiri perahu stop mendayung. Jika skipper merasa perlu untuk
membelokkan perahu ke kiri dengan cepat, maka posisi peserta yang duduk pada
bagian kiri melakukan dayungan mundur.
Untuk memperjelas instruksi, biasanya skipper akan
mengatakan “kanan-maju” dan “kiri-mundur”! Artinya, peserta yang duduk pada
bagian kanan melakukan dayungan maju, sementara peserta pada bagian kiri
melakukan dayungan mundur.
4) Turn Right (Belok Kanan)
Instruksi yang diberikan untuk membelokkan perahu ke arah kanan; kebalikan dari
instruksi turn left (belok kiri). Gerakan ini dilakukan dengan dayungan maju
oleh peserta yang duduk pada perahu bagian kiri, sementara peserta pada bagian
kanan stop mendayung.
Jika skipper merasa perlu membelokkan perahu ke
kanan dengan cepat, posisi peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan
dayungan mundur. Untuk memperjelas instruksi, biasanya skipper akan mengatakan
“kiri-maju” dan “kanan-mundur”! Artinya, peserta yang duduk pada bagian kiri
melakukan dayungan maju, sementara peserta yang duduk pada bagian kanan
melakukan dayungan mundur.
5) Stop (Berhenti)
Instruksi yang diberikan untuk menghentikan dayungan; semua dayung tidak berada
dalam air, digenggam dengan posisi di atas pangkuan.
Sekian Informasi yang dapat saya berikan tentang Materi Dasar Arung Jeram. di Materi Lanjutan Arung Jeram selanjutny, kita akan membahas tentang cara berenang di arus deras, Rescue, Grade Sungai, dan lain-lain. Silahkan sebarkan jika kamu rasa artikel ini bermanfaat.
Salam Jeram ! Basah seru !
Referensi :
- Arung Jeram menelusuri tantangan membangun kematangan, Adi M. Soekirno, Insight, 2006.
- White Water, P. J. Peterson, Yearling Books, 1997
- The complete white water Rafter, Jeff bannett, International Marine/Ragged Mountain Press, 1996
- Nrs.com
- Faji.org
- Arung-jeram.com
Tentang Penulis :
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*co
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.